Bangunan secara umum dapat di kategorikan dalam beberapa kelompok kategori
Kategori pertama: berdasarkan teknologi konstruksinya bangunan di bagi menjadi
bangunan hitech
bangunan modern
bangunan tradisional
Kategori kedua: berdasarkan responnya terhadap lingkungan
bangunan ekologi
bangunan bioklimatik
bangunan hijau
bangunan bekelanjutan
Kategori ketiga: berdasarkan tampilannya bangunan di bagi menjadi
bangunan tradisional (vernakular)
bangunan classic
bangunan mediteranian
bangunan minimalis indonesia (maksimalis)
bangunan kolonial
bangunan minimalis
bangunan kontenporer
bangunan pabrikasi
Kategori keempat: berdasarkan manajemen bangunannya di bagi menjadi
bangunan tradisional
bangunan konvensional
bangunan cerdas
Dan untuk pembahasan kali ini kita akan membahas Kategori ketiga, pembagian bangunan berdasarkan tampilan bangunan tersebut, atau lebih sering kita kenal dengan sebutan fasade-nya. Agar pemahamannya tidak meluber sekali lagi pembahasan di bawah ini membahas bangunan dari sisi "TAMPILAN FASADENYA" Silahkan di simak yah =) ..
Yang pertama: bangunan tradisional, bangunan dengan tampilan tradisional biasanya mengikuti gaya atau bentuk dari bangunan suku suku tertentu di indonesia, bisa dari rumah betawi, papua, rumah joglo dan lain sebagainya. Bangunan berpenampilan seperti ini sering kali berfungsi sebagai resort, sanggar seni dan sebagian rumah yang masih ingin mempertahankan gaya tradisional tersebut.
rumah bergaya tradisional buton ini kami desain pada tahun 2012 lalu |
Yang kedua: Bangunan classic/klasik, bangunan bergaya atau bermodel klasik ini terbagi lagi berdasarkan jenis ukirannya, ada yang disebut dengan corintien dan ada pula yang disebut dengan ionic. Bangunan bergaya ini masih cukup diminati namun karena bujet yang cukup wah untuk jenis bangunan ini sehingga hanya beberapa kalangan saja yang mengimplementasikannya menjadi sebuah rumah idaman.
Yang ketiga: Bangunan mediteranian, sesuai namanya model gaya bangunan ini merujuk kepada bangunan bangunan wilayah mediteranian, yang di adaptasi ke wilayah tropis indonesia, gaya bangunan ini mulai terkenal di akhir tahun sembilan puluhan dan di awal tahun duaribuan sebelum akhirnya tergantikan oleh dominasi gaya rumaha minimalis (maksimalis)
Yang keempat: Bangunan bergaya minimalis indonesia (rumah maksimalis), di indonesia interprestasi terhadap apa yang di sebut minimalis agak berbeda, dan sejatinya adalah bangunan bergaya maksimalis (lihat arstikel kami mengenai rumah maksimalis). Elemen bentuk yang agak beragam penggunaan warna dan teksture terkadang tidak menunjukkan kepada minimalis secara definisi maupun filosofis.
Yang kelima: bangunan bergaya kolonial, bangunan bergaya ini akhir akhir ini cukup di gandrungi, bangunan bergaya kolonial merupakan produk import yang di bawah oleh kolonialisme belanda selama menjajah indonesia, sehingga sebagian kita cukup akrab dengan gaya bangunan ini, dan sisa sisa dari bangunan bangunan asli bergaya kolonial masih sangat banyak di indonesia.
Yang keenam: Bangunan bergaya minimalis, Jadi apakah desain rumah minimalis itu? Sebelum kita menjawab pertanyaan tersebut ada baiknya kita memahami sedikit sudut pandang atau regulasi yang biasa kami jadikan sebagai tolak ukur apakah sesuatu itu minimalis ataukah tidak. Yang pertama minimalis berarti minim dari segi bentuk, konsekuensinya adalah penggunaan detail profil, lekukan bangunan, penebalan dinding dan permainan permainan bentuk yang sifatnya dekoratif belaka di minimalkan penggunaannya. Yang kedua minimalis berarti minim tekstur dan warna, desain minimalis sejatinya menggunakan maksimal dua jenis pelapis dinding sudah termaksud cat dan teksture, penggunaan tiga jenis bahan pelapis bisa di toleransi dengan batas batas kuantitas tertentu.
Yang ketujuh: bangunan bergaya kontenporer, bangunan bergaya kontenporer sangat diminati di dunia, dan telah menjadi trend para arsitek di dunia, ciri dari bangunan kontenporer secara spesifik adalah menampilkan bangunan baru atau elemen elemen bangunan baru bersamaan dengan bangunan lama secara fisik, yang kemudian menghasilkan hal baru yang memiliki nilai estetik.
Yang kedelapan: Bangunan pabrikasi, bangunan pabrikasi merujuk kepada bangunan yang produksinya lebih kurang 90persen telah di lakukan di pabrik, sedang di lokasi bangunan sifat pengerjaannya tinggal berupa perakitan dan penyesuaian saja. Bangunan ini dahulunya berupa bangunan bangunan temporer saja namun dalam perkembangannya kemudian di persiapkan untuk lebih sesuai kepada bangunan yang bersifat permanen.
Demikian pembahasan kali ini semoga bermanfaat =) (cnk)
rumah bergaya klasik yang telah di adaptasi dengan iklim tropis indonesia |
Yang ketiga: Bangunan mediteranian, sesuai namanya model gaya bangunan ini merujuk kepada bangunan bangunan wilayah mediteranian, yang di adaptasi ke wilayah tropis indonesia, gaya bangunan ini mulai terkenal di akhir tahun sembilan puluhan dan di awal tahun duaribuan sebelum akhirnya tergantikan oleh dominasi gaya rumaha minimalis (maksimalis)
rumah bergaya mediteranian yang telah di adaptasi dengan iklim tropis |
Yang keempat: Bangunan bergaya minimalis indonesia (rumah maksimalis), di indonesia interprestasi terhadap apa yang di sebut minimalis agak berbeda, dan sejatinya adalah bangunan bergaya maksimalis (lihat arstikel kami mengenai rumah maksimalis). Elemen bentuk yang agak beragam penggunaan warna dan teksture terkadang tidak menunjukkan kepada minimalis secara definisi maupun filosofis.
rumah modern maksimalis |
Yang kelima: bangunan bergaya kolonial, bangunan bergaya ini akhir akhir ini cukup di gandrungi, bangunan bergaya kolonial merupakan produk import yang di bawah oleh kolonialisme belanda selama menjajah indonesia, sehingga sebagian kita cukup akrab dengan gaya bangunan ini, dan sisa sisa dari bangunan bangunan asli bergaya kolonial masih sangat banyak di indonesia.
bangunan sayembara begaya kolonial, klik gambar untuk melihat ulasan lenkapnya |
Yang keenam: Bangunan bergaya minimalis, Jadi apakah desain rumah minimalis itu? Sebelum kita menjawab pertanyaan tersebut ada baiknya kita memahami sedikit sudut pandang atau regulasi yang biasa kami jadikan sebagai tolak ukur apakah sesuatu itu minimalis ataukah tidak. Yang pertama minimalis berarti minim dari segi bentuk, konsekuensinya adalah penggunaan detail profil, lekukan bangunan, penebalan dinding dan permainan permainan bentuk yang sifatnya dekoratif belaka di minimalkan penggunaannya. Yang kedua minimalis berarti minim tekstur dan warna, desain minimalis sejatinya menggunakan maksimal dua jenis pelapis dinding sudah termaksud cat dan teksture, penggunaan tiga jenis bahan pelapis bisa di toleransi dengan batas batas kuantitas tertentu.
contoh gambar rumah minimalis ini mungkin masih belum benar-benar tepat secara filosofis |
Yang ketujuh: bangunan bergaya kontenporer, bangunan bergaya kontenporer sangat diminati di dunia, dan telah menjadi trend para arsitek di dunia, ciri dari bangunan kontenporer secara spesifik adalah menampilkan bangunan baru atau elemen elemen bangunan baru bersamaan dengan bangunan lama secara fisik, yang kemudian menghasilkan hal baru yang memiliki nilai estetik.
Yang kedelapan: Bangunan pabrikasi, bangunan pabrikasi merujuk kepada bangunan yang produksinya lebih kurang 90persen telah di lakukan di pabrik, sedang di lokasi bangunan sifat pengerjaannya tinggal berupa perakitan dan penyesuaian saja. Bangunan ini dahulunya berupa bangunan bangunan temporer saja namun dalam perkembangannya kemudian di persiapkan untuk lebih sesuai kepada bangunan yang bersifat permanen.
Demikian pembahasan kali ini semoga bermanfaat =) (cnk)