03 june 2016
Bismillahirrahmanirrahim
- بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
TOR Sayembara Masjid Agung PemalangLATAR BELAKANG
Masjid
adalah simbol keislaman. Ia tidak dapat dipisahkan darikehidupan umat
Islam, karena masjid merupakan bentuk ketundukan umat kepada Allah SWT.
Kata masjid terulang 28 kali dalam Alquran dalam berbagai bentuk. Secara
bahasa masjid berasal dari kata sajada-yasjudu-sujudan yang secara
etimologis berarti patuh, taat, tunduk dengan penuh hormat. Meletakkan
dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi, atau bersujud adalah bentuk
lahiriyah yang paling nyata dari makna-makna tersebut. Itulah sebabnya
mengapa bangunan yang dikhususkan untuk shalat dinamai masjid, “tempat
bersujud”.
image courtesy by pemalangkab |
Dalam pengertian sehari-hari, masjid merupakan bangunan tempat shalat kaum Muslim. Tapi karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh, hakikat masjid menjadi tempat melakukan segala aktivitas yangmengandung kepatuhan kepada Allah SWT. Alquran menegaskan: “Sesungguhnyamasjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kamu menyembah sesuatu didalamnya selain Allah.” (QS. Al-Jinn {72} : 18). Rasulullah SAW bersabda: “Telah dijadikan untukku (dan untuk umatku) bumi sebagai masjid dan sarana penyucian diri”. (HR Bukhari dan Muslim melalui Jabir bin Abdullah).
Masjid bukan sekadar tempat sujud dan sarana penyucian atau bertayamum (wudhu dengan debu suci). Masjid adalah tempat Muslim bertolak, sekaligus pelabuhan tempatnya bersauh dalam ketaatan kepada Allah SWT. Umat muslim harus bisa memaksimalkan keberadaan masjid sebagai pusat aktivitas yang menawarkan kegiatan-kegiatan alternatif dalam berdakwah. Contoh yang telah ada adalah kegiatan berdakwah melalui media televisi komunitas atau radio komunitas, seperti TV komunitas Masjid Jogokarian di Yogyakarta (MJTV) dan PAL TV di Masjid Sadzudarain di Palmerah Jakarta.
Masjid memiliki peran sangat penting bagi masyarakat muslim sejak periode nabi Muhammad SAW dan sejak masa awal eksistensi masyarakat muslim di Madinah. Ketika hijrahnya dari Makkah ke Madinah, beliau membangun masjid sebagai upaya konkret yang pertama bagi peradaban Islam. Sejak periode penting ini masjid yang beliau bangun dipandang sebagai pusat utama bagi beragam aktifitas masyarakat muslim. Dengan kata lain masjid menjadi pusat komunitas dan naungan bagi segala bentuk program dan aktifitas sosial dan pendidikan masyarakat muslim.
Menurut Jusuf Kalla, sebgaimana dikutip oleh harian Republika, manajemen masjid ke depan musti dimakmurkan demi kemakmuran umat. Sehingga kehadiran masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat, memakmurkan kegiatan ubudiyah, menjadikan masjid sebagai tempat rekreasi rohani jamaah, menjadikan masjid untuk merujuk persoalan umat, dan menjadikan masjid sebagai pesantren serta kampus masyarakat. ''Fungsi masjid tak sekadar tempat ibadah shalat (ubudiyah). Urusan muamalah, seperti, sosial, ekonomi, kesehatan, kemasyarakatan, pun bisa dipecahkan dari masjid,'' kata Jusuf Kalla ketika tampil sebagai pembicara Manajemen Masjid (Republika, 10 November 2013).
Penjelasan di atas menggambarkan betapa masjid pada awal sejarah penyebaran Islam memiliki peran penting dan menjadi basis utama bagi segala aktifitas umat muslim dalam proses pengembangan ajaran-ajaran Islam dan berfungsi secara aktif dalam pengembangan dan kemajuan pendidikan Islam. Masjid pada periode tersebut tak hanya menjadi tempat suci untuk pelaksanaanibadah-ibadah yang bersifat mahdhah seperti shalat, berdzikir dan membaca Al Qur’an tetapi berfungsi secara lebih luas dan beragam. Quraish Shihab bahkanmencatat beberapa peranan strategis yang dimiliki masjid Nabawi, antara lain: sebagai tempat ibadah (shalat, zikir), tempat konsultasi dan komunikasi (masalahekonomi-sosial budaya), tempat pendidikan, tempat santunan sosial, tempat latihan militer dan persiapan alat-alatnya, tempat pengobatan para korban perang, tempat perdamaian dan pengadilan sengketa, aula dan tempat menerima tamu, tempat menawan tahanan, dan pusat penerangan atau pembelaan agama.
Merujuk pada peran penting masjid bagi masyarakat muslim seperti diuraikan diatas, pada Tahun Anggaran 2016 Pemerintah Kabupaten Pemalang melalui Dinas Pekerjaan Umum akan melaksanakan kegiatan Sayembara Desain Masjid Agung Pemalang. Ide Sayembara Desain Masjid Agung Pemalang itu sendiri juga dilandasi dengan konsep “memakmurkan masjid”. Istilah memakmurkan dalam bahasa Arab memiliki arti antara lain: menghuni (mendiami), menetapi, menyembah, mengabdi (berbakti), membangun (mendirikan), mengisi, memperbaiki, mencukupi, menghidupi, menghormati dan memelihara. Dengan demikian yang dimaksud “memakmurkan masjid” adalah membangun dan mendirikan masjid, mengisi dan menghidupi dengan berbagai ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT. Sehingga harapannya adalah bahwa hasil desain Masjid Agung Pemalang yang diperoleh dari sayembara tersebut dapat ditindaklanjuti dengan pembangunan fisik gedung masjid yang nantinya menjadi masjid yang makmur.
sumber: http://www.pemalangkab.go.id/
Sedang populer di channel kami:
Vote untuk finalis Sayembara Desain Arsitektur Nusantara.
Inilah daftar istilah istilah yang anda harus ketahui dalam pemeliharaan pembangunan bangunan gedung!
DAFTAR LENGKAP BIAYA JASA ARSITEK
5 ide desain kontainer bekas menjadi bangunan bisnis yang lebih menarikDAFTAR LENGKAP BIAYA JASA ARSITEK
KLIK DESAIN MASJID UNIK DI DUNIA REFERENSI DESAIN SAYEMBARA
Jika anda menyenangi artikel artikel kami, donasikan sedikit waktu like FP kami di bawah ini, dan share artikel artikel kami. setiap sharing dari anda adalah semangat baru buat kami untuk terus berkarya. Semoga bermanfaat!!!!
Berbagai inspirasi desain dari pallet bekas
Aneka kerajinan tangan dari barang bekas
Membangun portofolio desain arsitektur
Desain inspiratif dari bronjong batu
Prinsip prinsip desain warna
Desain furniture inspiratif dari kardus bekas
Desain masjid minimalis
SIPTB
Perumahan modern minimalis di kota makassar
Kumpulan sayembara arsitektur 2016