Thursday, April 07, 2016

Lomba desain arsitektur bangunan fungsi hunian atau perdagangan ramah lingkungan

8 april 2016

a. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan kota yang relatif cepat, seiring pesatnya kegiatan pembangunan fisik juga diikuti berbagai permasalahan, salah satunya adalah permukiman kumuh yang berdampak penurunan kualitas lingkungan. Masalah permukiman menjadi persoalan serius yang terjadi di wilayah perkotaan disebabkan karena ketidak-seimbangan antara ketersediaan unit hunian bagi kaum mampu dan kaum tidak mampu.

KLIK DI SINI UNTUK MELIHAT BERBAGAI INFORMASI SAYEMBARA ARSITEKTUR TERBARU LAINNYA

Bagi kaum marjinal yang berpenghasilan rendah dan tidak tetap,tidak mampu menguasai sumber daya kunci untuk menopang kehidupannya,akhirnya lebih memilih tinggal di suatu kawasan pemukiman atau pun bukan pemukiman, seperti di bantaran sungai/danau, di pinggir rel kereta api, tanah-tanah kosong di sekitar kota, di bawah jembatan, tempat pembuangan sampah, kampung nelayan, dan lain sebagainya. Suatu kawasan permukiman atau pun bukan pemukiman yang dijadikan sebagai tempat tinggal yang bangunannya berkondisi sub standar atau tidak layak huni umumnya disebut daerah kumuh (slum area). Dampak langsung dari adanya pemukiman kumuh dalam hal keruangan yaitu adanya penurunan kualitas lingkungan fisik. Pendekatan konvensional yang paling populer dalam mengatasi masalah permukiman kumuh adalah menggusur permukiman kumuh, kemudian diganti oleh kegiatan perkotaan lainnya yang dianggap lebih bermartabat. Cara seperti ini yang sering disebut pula sebagai peremajaan kota, dan ternyata bukanlah cara yang berkelanjutan untuk menghilangkan kemiskinan dari perkotaan.

Melalui sayembara Rumah Layak Huni yang terjangkau, dan ramah lingkungan di Provinsi Lampung, merupakan bagian dari kegiatan mencari solusi lain selain pembongkaran, dengan tujuan yang sama yaitu meningkatkan kualitas lingkungan dan wajah kota yang lebih baik. Oleh karena itu, Dinas Pengairan dan Pemukiman melalui Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) bekerjasama dengan Ikatan Arsitek Indonesia Daerah Lampung mengadakan lomba sayembara Desain Rumah Layak Huni yang terjangkau dan ramah lingkungan di Provinsi Lampung. Diharapkan Sayembara ini dapat memberikan alternatif solusi kreatif dan inovatif untuk masalah permukiman padat penduduk perkotaan di Provinsi Lampung.

b. Lokasi Perencanaan

Lokasi perencanaan sayembara adalah di kawasan pesisir wilayah Provinsi Lampung. Lingkup kawasan prioritas ditentukan dan disepakati oleh Pemerintah Daerah, yaitu di kawasan Pesisir Teluk Betung. Dimana sitenya bisa di darat atau di atas air laut.

The Hyperloop Station Design Competition 2016
Sayembara desain arsitektur ruang bebas 2016 Universitas Atma Jaya
Desain rumah minimalis type 75 alternatif fasade Puri Indah Amanah
Desain rumah minimalis type 75 Puri Indah Amanah
Desain rumah minimalis type 52 Puri Indah Amanah

c. Kriteria Penilaian

1. Originalitas

Hasil karya dari peserta tidak boleh menduplikasi dari sumber manapun, bukan tiruan dari desain yang telah ada, belum pernah dipublikasikan dan diikutsertakan dalam kompetisi apapun.

2. Kreatifitas ide perancangan arsitektural

a) Ketajaman dan kekritisan peserta dalam membaca situasi/kondisi dari lokasi perancangan;

b) Ketepatan dalam menjawab tantangan dan masalah yang ada (dari pembacaan konteks) pada perencanaan dan perancangan proyek;

c) Kreatifitas dalam melihat peluang dalam merencanakan program yang mampu merepresentasikan desain parkir multi fungsi inovatif dan progressif;

d) Inovatif dalam pengolahan material yang dapat diaplikasikan;

e) Tanggap lingkungan sekitar gagasan desain tetap memperhatikan fungsi kawasan dan tanggap terhadap konteks sekitar ;

d. Jadwal Lomba