|
ilustrasi: image courtesy by ganlob |
Namanya adalah Hank butitta, dan kisah ini adalah mengenai tugas akhir kuliahnya ketika mengambil gelar master di University of Minnesota. Merasa lelah dengan sistem perkuliahan di kampusnya terdahulu dimana setiap mahasiswa menggambar bangunan yang tidak pernah terbangun, untuk klient imajinatif pula dan dengan detail detail yang tidak sepenuhnya mereka mengerti.
|
image courtesy by hank |
Hank lebih suka bekerja langsung di lapangan, meng eksplorasi detail yang nyata, dan menikmati membuat prototipe pada skala sesungguhnya. Jadi untuk tugas akhirnya iya memutuskan untuk membeli sebuah bus sekolah dan mengubahnya menjadi sebuah rumah kecil berjalan. Ini bisa terjadi karena iya cukup beruntung memiliki seorang pembimbing yang mendorongnya bekerja pada skala sesungguhnya dan mengijinkannya untuk mengerjakan tugas akhir yang tidak biasa ini.
|
image courtesy by hank |
Bis ini iya beli dengan harga 3000 dolar, dan menghabiskan 6000 dolar untuk perbaikannya. ini bukanlah uang yang sedikit baginya, tetapi bukanlah uang yang banyak pula. Sebagian besar pekerjaan ini telah di selesaikan selama 15 minggu, tepat diwaktu akhir penilaian, meskipun di 7 minggu pertama hampir semua desain dan prototipe telah selesai.
|
image courtesy by hank |
Ini bukanlah ide yang original, tetapi saya tidak merasakan peluangnya telah dieksplorasi dengan sangat teliti dan saya ingin menunjukkan kepada orang orang potensi apa yang ada dalam perwujudan ide ini, ungkapnya.
|
image courtesy by hank |
Iya juga berpikir bahwa hal ini penting untuk menunjukkan pesan dari tugas akhir ini didalam pendidikan arsitektur. Ada terlalu banyak mahasiswa arsitektur yang tidak paham dasar limit fisika dari material atau bagaimana material di gabungkan. Projek ini telah menunjukkan bagaimana membangun struktur sederhana dengan detail sederhana dapat memiliki nilai yang lebih di bandingkan dengan menggambar projek yang kompleks tetapi tanpa teori dan miskin pemahamn. Saya rasa kita butuh lebih banyak praktisi di dalam arsitektur, ungkapnya.
|
image courtesy by hank |